Kamis, 07 Oktober 2010

Sedekah Tak Boleh Berharap...?

Oleh: Hamba Allah

"Hari ini saya sadar kesalahan saya, yakni tentang formula dibalas 10 kali dan tentang ikhlas. Dan sekarang saya telah mendapatkan jawabannya. Dari lirik sederhana lagu anak-anak, 'Kasih Ibu'."

Kasih Ibu kepada beta
Tak terhingga sepanjang masa
Hanya memberi, tak harap kembali
Bagai sang surya menyinari dunia.

Jadi, jika saya bersedekah Rp250 juta kemudian berharap kembali Rp2,5 M untuk biaya kuliah keempat anak saya di Cambrigde dan Kairo. Alangkah bodohnya. Tuhan saya telah memberikan relasi yang baik dan juga cinta-Nya, di mana saya hanya meminta sedikit kekayaan-Nya Rp2,5 miliar saja. Saya telah memikirkannya secara mendalam pagi ini. Jika saya memilih tetap berada dalam hubungan dengan-Nya, tidak hanya di dunia tapi juga akhirat. Ia akan memberikan semuanya untuk saya."

Itu SMS yang saya terima dari seorang jamaah beberapa waktu yang lalu. Ia intinya sampai pada kesimpulan, bahwa bersedekah itu harus ikhlas, tak boleh berharap. Dengan demikian Ia akan memberikan lebih dari apa yang ia harapkan. Jadi ia menafikkan ilmu sedekah kita, bahwa jika kita bersedekah, maka Allah akan membalas 10 kali lipat atau lebih.

Persoalan meminta sama Allah, bukan persoalan ikhlas atau tidak ikhlas. Itu persoalan ibadah. Meminta adalah doa. Silahkan saja sedekah tanpa berharap. Tapi kalau sedekah sambil berharap, maka kita akan mendapat dua ibadah; pahala sedekah dan pahala berharap. Namun kita tidak boleh memaksa, hanya boleh meminta dan berharap. Dan bukanlah disebut meminta dan berharap, kecuali yakin bahwa apa yang diminta dan yang diharap adalah bisa dikabulkan.

Ilmu penyertanya adalah sabar, tawakkal, juga ikhlas. Termasuk ikhlas bila Allah tidak mengabulkan. Husnudzan kepada Allah adalah seninya. Yakinlah Allah Maha Tahu apa yang terbaik. Sementara itu, mengikuti seruan-Nya, percaya akan janji-Nya; yang akan mengganti 2x, 10x, 700x, lebih banyak lagi atau mengganti dengan yang lebih baik, adalah juga sebuah keutamaan.

Tauhid itu. Percaya sekali sama Allah. Saking percayanya ya kita ikuti seruannya. Dan apa sebutannya kalau bukan ikhlas juga? Nyari duit setengah mati, tiba-tiba ketika datang tawaran bersedekah dari Allah dengan janji akan dilipatgandakan-Nya, lalu kita percaya? Hingga kita menyerahkan semuanya? Apa itu bukan disebut ikhlas? Bahwa kemudian jangan meminta hanya dunia, itu betul. Minta juga ampunan-Nya, keselamatan dari-Nya, kasih sayang-Nya, bisa hafal qur'an, bisa istiqamah, bisa tambah sehat. Pengetahuan akan ilmu konversi juga penting. Siapa yang sedekah 1 di kali 10. Lalu sepuluhnya nggak dapat. Pertanyaannya, benarkah nggak dapat? Apakah itu dikarenakan bodohnya kita? Sesungguhnya Allah sudah membalas. Hanya balasannya kita tidak paham hingga bertambah ilmu kita dan hikmah. Juga ketika kita baik sangka.

Subhanallah, betapa rahasia ilmu Allah itu luas sekali. Belum lagi kalau bicara bahwa ternyata bayaran Allah itu terus dan terus. Kita anggap sudah tidak akan dibayar lagi. Ternyata setelah kita malah lupa sama doa kita, eh Allah tetap kabulkan. Rupanya, "panen" pertama, bukan ke apa yang kita minta. Sementara kita bersabar, rupanya tanaman kita panen yang kedua, ketiga, dan seterusnya hingga sampailah pada apa yang kita minta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar